Monday, November 21, 2011

Perubahan Sosial Menurut Pitirim A. Sorokin

Mata Kuliah : Perubahan Sosial



¬ Proses perubahan sosial menurut Pitirim A. Sorokin:
Menurut Sorokin, peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini membentuk satu-kesatuan yang unsurnya dirembesi oleh prinsip sentral yang sama dan membentuk nilai dasar yang sama, ketiga supersistem ini adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan indrawi
Ketiga supersistem tersebut yaitu:
1.    Sistem ideasional
Diliputi oleh prinsip yang menyatakan Tuhan sebagai realitas tertinggi dan nilai terbesar. Sistem ini terbagi atas:
a.)    Ideasional asketik : menunjukkan keterikatan pada tanggungjawab untuk mengurangi ssebanyak mungkin kebutuhan duniawi agar mudah terserap kedalam alam transeden.
b.)    Ideasional aktif : mengurangi kebutuhan duniawi juga berupaya mengubah dunia material agar selaras dengan alam transeden.

2.    Sistem inderawi
Prinsip berpikir bahwa dunia nyata, yang terserap pancaindra, adalah realitas dan nilai tertinggi, satu-satunya kenyataan yang ada. Mentalitas budaya ini terbagi tiga :
a.)    Inderawi aktif : mendorong usaha aktif dan giat meningkatkan pemenuhan kebutuhan material dengan mengubah dunia fisik sehingga menghasilkan sumber kepuasan dan kesenangan manusia. Mentalitas ini mendasari pertumbuhan ilmu dan teknologi.
b.)    Inderawi pasif : menikmati kesenangan duniawi setinggi-tingginya. Sorokin menggambarkannya sebagai suatu “eksploitasi parasit“, dengan motto : “makan,minum, dan kawinlah sepuasnya karena besok kita akan mati“. Mengejar kesenangan hidup tidak dipengaruhi oleh suatu tujuan jangka panjang apapun.
c.)    Inderawi sinis : pengejaran tujuan duniawi dibenarkan oleh rasionalisasi ideasionalisasi. Dengan kata lain menunjukkan usaha yang bersifat munafik yang membenarkan pencapaian tujuan material dengan menunjukkan sistem nilai transeden yang pada dasarnya ditolaknya.

3.      Sistem campuran (idealistis)
Realitas dan nilai, sebagian dapat diserap indra dan sebagiannya lagi dipandang bersifat transeden, tak terserap oleh alat inderawi.
a.)    Mentalitas idealistis : pengertian mengenai aspek tertentu dari realitas tertinggi.
b.)    Mentalitas ideasional tiruan : didominasi oleh pendekatan inderawi, tetapi unsur ideasional hidup berdampingan dengan unsur inderawi, selaku dua prinsip berlawanan jadi, keduanya tidak terintegrasi secara sistematis kecuali sekedar berdampingan saja

¬ Sebab perubahan sosial menurut Pitirim A. Sorokin:
Menurut Sorokin terdapat aspek kualitatif dan aspek kuantitatif dari pertumbuhan dan kemunduran sistem sosiokultural. Untuk memahaminya diperlukan pemahaman 3 komponen sistem sosiokultural empiris, yakni sistem makna, mesin dan agen kemanusiaannya. Sorokin berpendapat bahwa pertumbuhan kuantitatif terutama mengacu kepada peningkatan kuantitatif wahana atau agen atau keduanya. Pertumbuhan kualitatif, mencakup berbagai peningkatan / perbaikan sistem makna, wahana dan agennya / ketiganya. Pertumbuhan kualitatif ini disebut disebut sorokin sebagai tingkat perkembangan masyarakat yang terwujud dengan sendirinya pada tingkat individual.

¬ Akibat Perubahan sosial menurut Pitirim A. Sorokin:
Sorokin mengemukakan 3 kemungkinan penjelasan mengenai perubahan sosiokultural. Pertama, perubahan mungkin diakibatkan faktor eksternal terhadap sistem sosiokultural. Contohnya, jika kita mencari penjelasan mengenai perubahan dalam keluarga, kita mencari faktor ekonomi ( industrialisasi ) atauperubahan demografi, atau bahkan faktor beologis sebagai mekanisme penyebab. Ini berdasarkan asumsi bahwa keluarga kurang lebih adalah kelompok pasip yang akan tetap seperti itu kecuali diganggu oleh kekuatan dari luar.
Kedua, teori keabdian. Perubahan terjadi karena faktor internal yang ada didalam sistem itu sendiri. Sistem itu sendirilah yang bersifat berubah: “sistem tak dapat membantu perubahan, meskipun semua kondisi eksternal tetap”.
Ketiga, mencari penyebab perubahan baik pada faktor internal maupun eksternal.


¬ Konsep perubahan sosial menurut Pitirim A. Sorokin:
Sorokin berpendapat, bahwa pertama didalam sistem yang terintegrasi dengan erat, perubahan akan terjadi secara keseluruhan, seluruh bagian akan berubah bersama. Kedua, terjadi di beberapa bagian tertentu tanpa terjadi dibagian lain. Ketiga, jika suatu kultur hanya merupakan pengelompokan semata maka setiap bagian mungkin berubah tanpa mempengaruhi bagian lainnya. Keempat, jika kultur itu tersusun dari sejumlah sistem dan kumpulan yang hidup berdampingan secara damai, maka kultur itu akan berubah secara berbeda disetiap bagian yang berbeda.  Berbagai unsur akan berubah, baik serentak / terpisah, tergantung pada tingkat integrasi berbagai unsur itu.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda di bawah ini. No Spam ! No Sara !