Sunday, October 30, 2011

Penentuan Variabel Penelitian & Hubungan Antar Variabel


BAB IV
PENENTUAN VARIABEL PENELITIAN DAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL



Ø  Penentuan variabel penelitian yang dapat diukur dan perumusan hubungan antara variabel adalah dua langkah yang sangat penting dalam penelitian sosial. Namun demikian, dua langkah ini sering kurang diperhatikan sehingga akibatnya peneliti tidak dapat menguji hipotesa-hipotesa dengan cermat.

Ø  Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel yaitu variabel pengaruh (independent variable) dan variabel terpengaruh (dependent variable). Dalam buku-buku teks metodologi yang lainnya dipakai istilah variabel bebas dan variabel terikat/tergantung.

Ø  Jenis/Tipe hubungan antara variabel yaitu :
1.    Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah hubungan di mana variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel yang lainnya. Ada empat kelompok hubungan simetris, yaitu :
a.    Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
b.    Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
c.    Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
d.   Hubungan yang kebetulan semata-mata.

2.    Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat dari variabel lainnya.

3.    Hubungan Asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan di mana satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan asimetris, yaitu :
a.    Hubungan antara stimulus dan respons.
b.    Hubungan antara disposisi dan respons.
c.    Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
d.   Hubungan antara prekondisi dan akibat tertentu.
e.    Hubungan yang imanen.
f.     Hubungan antara tujuan dan cara.

Berbagai Hubungan Asimetris
A. Hubungan Asimetris Dua Variabel
Penelitian survai dan penelitian sosial umumnya lebih banyak diarahkan kepada hubungan asimetris yaitu hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Kedua variabel ini dalam uraian selanjutnya akan disebut variabel pokok. Hubungan antara dua jenis variabel itu merupakan titik pangkal analisa dalam ilmu sosial. Hubungan itu dapat berupa hubungan antara dua variabel saja (hubungan bivariat) atau antara lebih dari dua variabel, biasanya antara satu variabel terpengaruh danbeberapa variabel pengaruh (hubungan multivariat).
B. Hubungan Asimetris Tiga Variabel
Dalam realita suatu hubungan sebab akibat yang terbatas pada dua variabel jarang terjadi. Kecuali analisa multivariat antara beberapa variabel pengaruh dan variabel terpengaruh, ada cara lain untuk memasukkan kedalam analisa variabel tambahan yang mempengaruhi variabel terpengaruh dan variabel pengaruh. Pengaruh variabel ketiga atau keempat tersebut dapat “dikontrol’ baik melalui sistem analisa maupun cara penentuan sampel. Dengan demikian penelitian dapat mengamati hubungan antara dua variabel yang diteliti tanpa “gangguan” dari variabel-variabel tersebut.

1. Varibel penekanan dan variabel pengganggu
       Dalam contoh diatas, hubungan negatif yang terlihat dalam hubungan antara dua variabel tetap negatif setelah variabel ketiga dimasukkan. Dalam analisa fenomena-fenomena sosial, hasilnya tidak akan selalu demikian. Dari hasil analisa awal, dapat saja disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dua variabel tetapi ketika variabel kontrol dimasukkan, hubungan itu menjadi nampak. Dalm kasus seperti ini variabel kontrol disebut sebagai variabel penekanan (suppressor variable).
       Contoh hipotetis berikut ini akan menjelaskan pengertian variabel penekanan. Dalam suatu penelitisn terdapat hipotesa bahwa semakin dekat rumah ssseorang penduduk dengan puskesmas semakin besar kemungkinan ia mengunjungi puskesmas tersebut. Dari data yang diperoleh nampak bahwa tidak ada hubungan antara jarak dan kunjungan kepuskesmas tersebut. Presentasi penduduk desa A yang mengunjungi puskesmas memang lebih tinggi dari desa B dan C. Tetapi presentase penduduk desa B mengunjungi puskesmas lebih rendah dari desa C, padahal desa C lebih jauh dari desa B.
2. Variabel-antara
       Salah satu asumsi dasar dalam ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu harus ada sebab musabab nza. Khusus dalam ilmu sosial, ssetiap fenomena dipengaruhi oleh seragkai sebab musabab. Oleh karena itu setiao kali menentukan sebab dari suatu fenomena, selalu akan di timbulkan pertanyaan, apakah sebab yang lain? Apakah sebab yang pertama berpengaruh langsung pada fenomena tersebut, ataukah tidak langsung dan melalui sebab lainnya? Pertanyaan yang terakhir ini mengantar kita ke suatu faktor penguji yang penting yakni variabel antara.
       Untuk mengatur ragkakaian sebab-musabab suatu fenomena,pegamatan serta akal sehatlah di samping teori yang menjadi pedoman.tetapi dalam ragkaian sebab-akibat itu,suatu variabel akan disesebut variabel antara apabila,dengan masuknya variabel tersebut,hubungan statistik yang semula nampak antara dua variabelmenjadi lemah atau bahkan lenyap.hal itu disebabkan karena hubungan yang semula nampak antara kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan zang langsung tetapi memulai variabel yang lain.
3. Variabel Anteseden
Variabel anteseden mempunyai kesamaan dengan variabel antara yaini merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausal antara variabel. Perbedaannya, variabel antara “menyusup” diantara variabel pokok, sedangkan cariabel anteseden mendahului variabel pengaruh.
Dalam usaha memperjelas hubungan ini kadang-kadang perlu ditelusuri variabel apa yang mempengaruhi pendidikan. Status soaial ekonomi orang tua, dalam teori, sering dipandang sebagai variabel yang mempengaruhi pendidikan seseorang. Dengan demikian, sekarang kita dapat mempostulatkan bahwa :
Adanya variabel anteseden ini, menambah pengertian kita tentang hubungan antara pendidikan dan pengetahuan politik. Kita sekarang dapat mengatakan : latar belakang keluarga seseorang (status sosial – ekonomi orang tua) menentukan tingkat pendidikannya dan pendidikannya menentukan tingkat pengetahuan politiknya
Untuk dapat diterima sebagai variabel anteseden harus dipenuhi tiga persyaratan, yaitu :
1.        Ketiga variabel harus saling berhubungan : variabel anteseden dan variabel pengaruh, variabel anteseden dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh, dan variabel terpengaruh.
2.        Apabila variabel anteseden dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak lenyap.
3.        Apabila variabel pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel anteseden dan variabel terpengaruh harus lenyap.


DAFTAR PUSTAKA


Singarimbun, Masri dkk. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES & Anggota IKAPI.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda di bawah ini. No Spam ! No Sara !