Friday, August 24, 2012

Diskusi Kritik


1.     Bagaimana sebenarnya posisi postpositivisme di antara paradigma-paradigma ilmu yang lain? Apakah ini merupakan bentuk lain dari positivisme yang posisinya lebih lemah. Atau karena aliran ini datang setelah positivisme sehingga dinamakan post-positivisme?

JAWABAN : Harus diakui bahwa aliran ini bukan suatu filsafat baru dalam bidang keilmuan, tetapi memang amat dekat dengan paradigma positivisme. Salah satu indikator yang membedakan antara keduanya bahwa postpositivisme lebih mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode. Dengan demikian suatu ilmu memang betul mencapai obyetivitas apabila telah diverifikasi oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara.

2.       Bukankah postpositivisme bergantung pada paradigma realisme yang sudah sangat tua dan usang?

JAWABAN :  Dugaan ini tidak seluruhnya benar. Pandangan awal aliran positivisme (old-positivism) adalah anti realis, yang menolak adanya realitas dari suatu teori. Realisme modern bukanlah kelanjutan atau luncuran dari aliran positivisme, tetapi merupakan perkembangan akhir dari pandangan postpositivisme.

3.   Banyak positivisme yang berpengaruh yang merupakan penganut realisme. Bukankah ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengakui adanya sebuah kenyataan (multiple realities) dan setiap masyarakat membentuk realitas mereka sendiri?

JAWABAN :  Pandangan ini tidak benar karena realtivisme tidak sesuai dengan pengalaman sehari-hari dalam dunia ilmu. Yang pasti postpositivisme mengakui bahwa paradigma hanyalah berfungsi sebagai lensa bukan sebagai kaca mata. Selanjutnya relativisme mengungkapkan bahwa semua pandangan itu benar, sedangkan realis hanya berkepentingan terhadap pandangan yang dianggap terbaik dan benar. Postpositivisme menolak pandangan bahwa masyarakat dapat menentukan banyak hal sebagai hal yang nyata dan benar tentang suatu obyek oleh anggotanya.

4.  Karena pandangan bahwa persepsi orang berbeda, maka tida ada sesuatu yang benar-benar pasti. Bukankah post-positivisme menolak criteria obyektivitas?

JAWABAN :  Pandangan ini sama sekali tidak bias diterima. Obyektivitas merupakan indikator kebenaran yang melandasi semua penyelidikan. Jika kita menolak prinsip ini, maka tidak ada penyelidikan. Yang ingin ditekankan di sini bahwa obyektivitas tidak menjamin untuk mencapai kebenaran.

5.   Bagaimana seseorang mengembangkan suatu paradigma ilmu pengetahuan dan bagaimana mengetahui paradigma yang digunakannya ?

JAWABAN :  Untuk menjawab pertanyaan ini, seseorang dapat melihat cara pandang seseorang dalam menjawab tiga pertanyaan dasar yang menjadi aspek filosofis dan metodologis dalam menemukan ilmu pengetahuan yaitu; dimensi ontologism, dimensi epistemologis, dimensi aksiologis, dimensi retorik, dan dimensi metodologis

Sumber :
Bahan Teori Sosiologi Kritik

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda di bawah ini. No Spam ! No Sara !