BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapi dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’ tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logos yang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat.
Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yang
saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati dan
menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.
saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati dan
menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.
Sosiologi tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek penelitiannya (masyarakat).
Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan murni (pure science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial.
Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode, sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam kedudukannya sebagai sebuah disiplin ilmu sosial yang sudah relatif lama berkembang di lingkungan akademika, secara teoritis sosiologi memiliki posisi strategis dalam membahas dan mempelajari masalah-masalah sosial-politik dan budaya yang berkembang di masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab tantangan yang ada. Melihat masa depan masyarakat kita, sosiologi dituntut untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang di dalamnya mencakup demokratisasi, desentralisasi dan otonomi, penegakan HAM, good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), emansipasi, kerukunan hidup bermasyarakat, dan masyarakat yang demokratis.
Sosiologi sendiri muncul akibat tekanan/ancaman yang dirasakan oleh masyarakat terhadap hal-hal dan nilai-nilai yang selama ini sudah dianggap benar dan nyaman dalam tatanan kehidupan mereka, khususnya dalam bidang sosial. Renungan sosiologis dimulai ketika masyarakat mulai mengalami goncangan/krisis terhadap nilai-nilai dan prinsip hidup yang mereka pegang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dikaji sosiologi ?
2. Bagaimana cara mendapatkan sosiologi ?
3. Untuk apa sosiologi ?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui yang dikaji dalam sosiologi.
b. Mengetahui bagaimana proses mendapatkan sosiologi serta prosedur yang harus diperhatikan dalam sosiologi.
c. Mengetahui kegunaan dari sosiologi dalam kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. APA YANG DIKAJI SOSIOLOGI
Sesungguhnya, ruang lingkup kajian sosiologi sebagai ilmu sangatlah luas, mencakup hampir semua bidang kehidupan masyarakat, baik bidang ekonomi, politik, agama, pendidikan, kebudayaan, tentu saja dilihat dari perspektif (asumsi teoritis dan metodologis) sosiologi. Setidaknya ada sejumlah elemen penting yang menjadi perhatian ahli sosiologi dalam mempelajari masyarakat. Elemen-elemen tersebut tercakup kepada lima area sosial, yakni : karakteristik penduduk, perilaku sosial, lembaga sosial, elemen budaya dan perubahan sosial.
Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di
lingkugan masyarakat.
lingkugan masyarakat.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan
menggunakan prosedur ilmiah.
menggunakan prosedur ilmiah.
Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal antara lain:
1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
2. Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya;
3. Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya
hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang.
hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang.
Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme,
masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
Obyek Sosiologi
Obyek Sosiologi adalah masyarakat, yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Masyarakat meliputi: (a) struktur sosial mencakup keseluruhan jalinan unsur-unsur sosial (norma sosial, lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial); (b) proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama (kehidupan hukum dengan agama, kehidupan agama dengan ekonomi, dsb); (c) perubahan sosial (perubahan struktur dan kultural).
Hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya
Masyarakat yang menjadi obyek ilmu sosial dapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari beberapa segi, yaitu:
• Segi ekonomi, yang berkaitan dengan aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa; Segi ekonomi dipelajari oleh Ilmu Ekonomi.
• Segi kehidupan politik, berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dalam masyarakat; Segi kehidupan politik dipelajari oleh Ilmu politik
• Antropologi, memusatkan perhatian pada masyarakat-masyarakat yang masih sederhana taraf kebudayaannya, sedangkan sosiologi menyelidiki masyarakat modern yang sudah kompleks (Soekanto, 2002)
Chester L. Hunt: ada dua cara memberi arti batasan Ilmu Pengetahuan, yaitu: (1) suatu kesatuan susunan pengetahuan yang telah diverifikasikan (telah dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah); (2) suatu metode studi dengan kesatuan susunan pengetahuan yang diverifikasi itu diperoleh.
Jadi Sosiologi dapat diterima sebagai ilmu pengetahuan, karena dibangun dari kesatuan susunan pengetahuan atas dasar penyelidikan ilmiah dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
B. BAGAIMANA MENDAPATKAN SOSIOLOGI
Suatu ilmu dapat dirumuskan dalam dua cara, yaitu:
1. Suatu ilmu adalah suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang diperoleh melalui suatu penelitian ilmiah;
2. Suatu ilmu adalah suatu metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji. Bila rumusan pertama diterima, maka sosiologi adalah suatu ilmu sejauh sosiologi mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang didasarkan pada penelitian ilmiah. Bila ilmu didefinisikan sebagau suatu metode penelaahan, maka sosiologi adalah suatu ilmu sejauh sosiologi menggunakan metode penelitian ilmiah.
Metode Dalam Sosiologi
Menurut Soekanto, pada dasarnya ada dua jenis metode dalam mengkaji masyarakat, yaitu:
1. Metode kualitatif: mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan penilaian terhadap data yg tidak dapat diukur dengan angka. Metode kualitatif ada tiga, yaitu: (a) Metode Historis: deskripsi dan analisis data berdasarkan pada peristiwa masa lampau untuk mengetahui sebab kejadian sekarang; (b) Metode Komparatif: membanding data kondisi masyarakat satu dengan lainnya, dan mengetahui sebab terjadinya kondisi masyarakat itu; (c) Studi Kasus, yaitu memusatkan kajian pada fenomena sosial tertentu, lembaga, kelompok, maupun individu.
2. Metode kuantitatif: cara penelitian yang dalam analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka, gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel atau formula-formula tertentu yang pada dasarnya cenderung menggunakan uji statistik.
Metode Induktif Dan Deduktif
Metode berpikir didasarkan pada cara berpikir induktif dan deduktif.
1. Metode induktif adalah cara untuk mempelajari suatu keadaan dari gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas.
2. Metode deduktif adalah yang menggunakan proses sebaliknya, yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
Aplikasi Metode Sosiologi
a. Metode ilmiah sosiologi dalam aplikasinya senantiasa diawali dengan mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, kemudian menentukan ruang lingkup penelitian, merumuskan hipotesis sesuai dengan rumusan masalah.
b. Memilih dan menentukan metode apa yang tepat dan bermanfaat dalam pengumpulan data, sehingga dapat membuktikan relevansi hipotesis terhadap rumusan masalah yang telah ditentukan.
Sosiologi sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, lahir, tumbuh dan berkembang. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan yang dinamakan penelitian sosial. Melalui penelitian sosial.,ini para ahli sosiologi mengumpulkan data yang dapat menambah pengetahuan mengesai sasaran perhatian mereka, yakni masyarakat.Melalui penelitian sosial para ahli sosiologimenemukan fakta baru yang memperluas cakrawala serta memperdalam pemahaman kita sehingga merupakan sumbangan ke arah pengembangan sosiologi.
Cara untuk menghasilkan temuan-temuan baru dalam sosiologi, para ahli perlu memperhatikan tahap penelitian. Walaupun jumlah serta jenis tahap yg dijabarkan dalam berbagai buku penuntun metode penelitian tidak selalu sama, namun dalam kebanyakn buku tersebut dijumpai beberapa tahap yg dianggap pokok, yaitu tahap:
1. perumusan masalah
2. penyusunan disain penelitian
3. pengumpulan data
4. analisis data
5. penulisan laporan peneltian
4.1. Perumusan Masalah
Ilmu Sosiologi semakin berkembang berkat hasil pemikiran dan hasil penelitian sejumlah ahli besar sosiologi, terutama mereka yg telah berhasil mengungkapkan temuan-temuan baru.
Sebelum memulai suatu penelitian, seorang ahli sosiologi terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka (literature review), yaitu tinjauan terhadap bahan-bahan pustaka yang ada di bidang yang bersangkutan agar dapat mengetahui temuan-temuan apa sajakah yang sebelumnya pernah dilakukan oleh ahli sosiologi lain.Seseorang yang ingin meneliti masalah sosiologi agama misalnya, paling tidak perlu mengenal tulisan tokoh klasik seperti Emile Durkheim dan Max Weber, maupun tokoh masa kini seperti Robert Bellah, Peter Berger. Mereka yang ingin meneliti masalah sosiologi pedesaan perlu membaca tulisan ilmuwan seperti Selo Soemardjan, Koentjaraningrat, Loekman Soetrisno.
Kadang-kadang seorang peneliti melakukan penelitian terhadap obyek tertentu tanpa terlalu memperhatikan hasil karya sosiologi lain yang berkecimpung dalam bidang yang sama.Mungkin saja beberapa orang peneliti melakukan kegiatan penelitian serupa, tanpa saling mengetahui kegiatan masing-masing. Kemudian masing-masing merasa ia melakukan sesuatu yang asli, menemukan sesuatu yang baru. Misalnya saja, selama tujuh tahun, baik Luc Montagnier dari Institut Pasteur di Paris maupun Gallo dari Institut kesehatan Nasional AS di Bethesda, Maryland, masing-masing bersiteguh bahwa ialah yang pertama kali menemukan virus HIV yang menjadi penyebab penyakit AIDS. Semula tercapai kata sepakat bahwa kedua-duanya berhak mendapat penghargaan sebagai penemu virus HIV, tetapi kemudian Gallo dituduh telah melakukan kecurangan.
Kemungkinan lain seseorang merasa telah menemukan sesuatu yang sebenarnya sudah ditemukan oleh ahli lain terdahulu. Masalah ini banyak ditemui dalam masyarakat yang sedang berkembang di mana sarana komunikasi ilmiah seperti perpustakaan, buku, majalah, makalah ilmiah masih langka dan tradisi tukar menukar informasi ilmiah masih lemah, sehingga seorang ilmuwan seolah-seolah bekerja sendiri secara terisolasi. Suatu penelitian diawali dengan suatu masalah penelitian, tidak selalu berarti masalah sosial. Sebagai contoh Durkheim tertarik pada gejala bunuh diri, yang dirumuskan sebagai "semua kasus kematian yang secara langsung ataupun tidak langsung dihasilkan oleh suatu tindak posistif atau negatif si korban sendiri, yang diketahuinya kan membawa hasil tesebut." Pertanyaan penelitian Durkheim adalah faktor sosial apakah yang mempengaruhi angka bunuh diri dalam masyarakat? Kenapa angka tersebut berbeda antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya? Dan kenapa angka bunuh diri dalam masyarakat dapat berubah? Penelitian tersebut mengkaji data bunuh diri di berbagai wilayah di Eropa kemudian menghasilkan karyanya yang terkenal SUICIDE (1968)
Kadang-kadang seorang peneliti melakukan penelitian terhadap obyek tertentu tanpa terlalu memperhatikan hasil karya sosiologi lain yang berkecimpung dalam bidang yang sama.Mungkin saja beberapa orang peneliti melakukan kegiatan penelitian serupa, tanpa saling mengetahui kegiatan masing-masing. Kemudian masing-masing merasa ia melakukan sesuatu yang asli, menemukan sesuatu yang baru. Misalnya saja, selama tujuh tahun, baik Luc Montagnier dari Institut Pasteur di Paris maupun Gallo dari Institut kesehatan Nasional AS di Bethesda, Maryland, masing-masing bersiteguh bahwa ialah yang pertama kali menemukan virus HIV yang menjadi penyebab penyakit AIDS. Semula tercapai kata sepakat bahwa kedua-duanya berhak mendapat penghargaan sebagai penemu virus HIV, tetapi kemudian Gallo dituduh telah melakukan kecurangan.
Kemungkinan lain seseorang merasa telah menemukan sesuatu yang sebenarnya sudah ditemukan oleh ahli lain terdahulu. Masalah ini banyak ditemui dalam masyarakat yang sedang berkembang di mana sarana komunikasi ilmiah seperti perpustakaan, buku, majalah, makalah ilmiah masih langka dan tradisi tukar menukar informasi ilmiah masih lemah, sehingga seorang ilmuwan seolah-seolah bekerja sendiri secara terisolasi. Suatu penelitian diawali dengan suatu masalah penelitian, tidak selalu berarti masalah sosial. Sebagai contoh Durkheim tertarik pada gejala bunuh diri, yang dirumuskan sebagai "semua kasus kematian yang secara langsung ataupun tidak langsung dihasilkan oleh suatu tindak posistif atau negatif si korban sendiri, yang diketahuinya kan membawa hasil tesebut." Pertanyaan penelitian Durkheim adalah faktor sosial apakah yang mempengaruhi angka bunuh diri dalam masyarakat? Kenapa angka tersebut berbeda antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya? Dan kenapa angka bunuh diri dalam masyarakat dapat berubah? Penelitian tersebut mengkaji data bunuh diri di berbagai wilayah di Eropa kemudian menghasilkan karyanya yang terkenal SUICIDE (1968)
4.2. Penyusunan Desain
Setelah pertanyaan penelitian dirumuskan sehingga si peneliti mempunyai suatu gambaran mengenai apa yang hendak diketahuinya melalui peneliitian, maka ia harus menemukan metode penelitian.
Jenis penelitian yang dimaksud terdiri atas :
4.3.1. Survai
Survai adalah sutu jenis penelitian yang mana di dalamnya hal yang hendak diketahui oleh peneliti dituangkan dalam suatu daftar pertanyaan (questionnaire) baku. Misalnya Karl Max mengirim daftar pertanyaan ke 25.000 orang buruh di Perancis, dan Max Weber pun dikabarkan melakukan teknik survei dalam peneltiannya. Suatu daftar pertanyaan pada umumnya memuat sejumlah pertanyaan yang dikenal dengan nama pertanyaan tertutup karena subyek penelitian diminta memilih satu dari sejumlah jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Ada pula jenis daftar pertanyaan yang bersifat terbuka, yakni pertanyaan yang dijawab secara bebas sesuai dengan keinginan subyek penelitian.
4.3.2. Pengamatan
4.3.2. Pengamatan
Pengamatan (Observation) merupakan suatu metode penelitian nonsurvei. Peneliti mengamati secara langsung perilaku para subyek penelitiannya. Melalui pengamatan terhadap perilaku seseorang atau sekelomok orang dalam kurun waktu yang relatif lama, seorang peneliti memperoleh kesempatan untuk memperoleh banyak data yang bersifat mendalam dan rinci, dimana suatu hal yang agak sulit dicapai melalui metode survei.
Selain itu, pengamatan juga memungkinkan peneliti untuk merekam perilaku yang wajar, asli, tidak dibuat-buat, spontan, yang mungkin kurang nampak bila ia menggunakan metode survai.
Selain itu, pengamatan juga memungkinkan peneliti untuk merekam perilaku yang wajar, asli, tidak dibuat-buat, spontan, yang mungkin kurang nampak bila ia menggunakan metode survai.
4.3.3. Riwayat Hidup
Riwayat hidup merupakan suatu teknik pengumpulan data dalam sosiologi yang jarang digunakan tetapi dianggap dapat mengungkapkan data yang penting mengenai pengalaman subyektif yang penting bagi pengembangan teori sosiologi. Kajian terhadap riwayat hidup dapat mengungkapkan data baru yang belum terungkap dengan memakai teknik pengmpulandata lainnya. Studi Sosiologi yang terkenal yang memakai pendekatan ini adalah tulisan Thomas dan Znaniecki: The Polish Peasants in Europe dan America. Tulisan lainnya yg menggunakan metode ini adalah buku yang berjudul The Jack-Roller yang mengisahkan riwayat hidup seseorang yang disekap dalam rumah tahanan untuk anak nakal.
4.3.4. Studi Kasus
Dalam penelitian dengan memakai teknik studi kasus berbagai segi kehidupan sosial sutu kelompok sosial menyeluruh. Penelitian studi kasus klasik dalam sosiologi ialah penelitian Robert S. Lynd dan Helen Merrel Lynd terhadap kehidupan masyarakat sutu kota kecil di AS bagian tengah yang mereka beri nama samaran Middletown. Tujuan penelitian ini sangat luas karena mencakup segi pencaharian nafkah, pembentukkan rumah tangga, sosialisasi anak, penggunaan waktu luang, kegiatan di bidang keagamaan sampai pada keterlibatan dalam kegiatan komunitas. Hasil penelitan mereka dituangkan dalam dua buku: Middletown: A Study in Modern American Culture (1929) dan Middletown in Transition: A Study in Cultural Conflict (1937).
4.3.5. Analisis Isi
Suatu masalah penelitian dapat pula diungkapkan dengan jalan menganalisis isi berbagai dokumen seperti surat kabar, majalah, dokumen resmi maupun naskah di bidang seni sastra. Data dari berbagai sumber tersebut dialihkan menjadi suatu bentuk yang dapat dianalisis secara kuantitatif.
4.3.6. Eksperimen
Meskipun teknik eksperimen lebih banyak dijumpai dalam ilmu sosial lain seperti psikologi, namun dalam hal tertentu kita juga menjuampai eksperimen dalam sosiologi. Salah satu contoh adalah penelitioan yang dilakukan oleh Michael Wolff. Ia melakukan studi mengenai interaksi diantara pejalan kaki dikala mereka berpapasan di tengah kota. Dalam eksperimen ini anggota tim peneliti berjalan lurus ke depan meskipun dari arah berlawanan seorang pejalan kaki lain berjalan tepat ke arahnya untuk melihat bagaimana reaksi pihak lawan di kala kedua orang hampir bertabrakan. Dari berbagai reaksi tersebut kemudian disimpulkan adanya pola tertentu dalam interaksi demikian (gerak tubuh dan gerak tangan tertentu untuk menghindari kontak fisik, benturan kecil yang kadang-kadang tidak dapat dihindarkan, umpatan manakala benturan terjadi).
Eksperimen dapat pula terdiri atas perbandingan anatara kelompok yang diberi perlakuan (experimental group) dan kelompok yang tidak diberi perlakuan (Control Group). Eksperimen dilakukan terhadap dua kelompok yang anggotanya dianggap mempunyai ciri yang sama.
4.3.7. Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Penelitian yang menggunakan metode survai dan sensus menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang dikumpulkan dapat diukur, seperti tinggi pendidikan, banyaknya jenis pekerjaan, besarnya penghasilan warga. Pendekatan ini dapat pula menggunakan metode penelitian lain seperti eksperimen, penggunaan data yang tersedia atau analisis isi. Sedangkan pendekatan kualitatif, mengutamakan segi kualitas data. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain teknik pengamatan (observasi) serta wawancara mendalam.
4.4. Analisa Data dan Penulisan Hasil Penelitian
Setelah penelitian lapangan selesai, data kemudian diolah dan dianalisis. dalam tahap analisis data kuantitatif jawaban yang diberikan para subyek suatu penelitian survai dihitung frekuensinya untuk mencari keteraturan sosial.
Dengan memakai data kuantitatif, peneliti dapat mempelajari ada tidaknya kecenderungan tertentu dalam masyarakat. Dalam penelitian kualitatif, teknik analisanya jauh berbeda. Peneliti harus mempelajari beratus-ratus, dan bahkan mungkin beribu-ribu halaman catatan penelitian yang dibuatnya tiap hari tatkala dia berada di lapangan, yang secara rinci memuat tidak hanya hasil wawancara mendalam dengan para subyek penelitian serta orang lain yang berada di tempat penelitian.
Pertanyaan :
1. Dalam sebuah penelitian, peneliti perlu melakukan literature review. Mengapa dan untuk apa literature review?
2. Kewaspadaan apa yang diperlukan dalam mempergunakan laporan saksi mata sebagai sumber data ilmiah?
3. Bila anda terlibat/melihat dalam suatu perdebatan sengit di lingkungan mahasiswa, dengarkan setiap pernyataan yang dikeluarkan, dengan mempertanyakan sbb dalam pikiran : Seberapa jauh pernyataan itu didasari fakta ilmiah atau dugaan, dongeng, impian? Pada kesimpulan pernyataan apa saja yang dapat dibenarkan secara ilmiah?
C. UNTUK APA SOSIOLOGI
Sesungguhnya studi sosiologi sangat penting untuk kita sebagai makhluk sosial. Kitalah yang menjadi objek kajian sosiologi karena kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita juga sebagai manusia yang berbudaya yang memiliki norma, nilai dan tradisi. Selama hidup, kita senantiasa berinteraksi dengan orang lain dan dalam berinteraksi itu kadang-kadang timbul konflik. Oleh karena itu, sosiologi sebenarnya berbicara mengenai kita dan masyarakat dimana kita hidup dan berinteraksi.
Berikut ini beberapa manfaat mempelajari sosiologi :
1. Dengan mempelajari sosiologi , kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
2. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat serta dapat melihat “dunia” atau budaya lain yang belum kita tahu sebelumnya.
3. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami pula norma, tradisi, keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada tanpa hal itu menjadi alasan untuk timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda.
4. Akhirnya bagi kita sebagai generasi penerus mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.
5. Mempelajari, menjelaskan, menganalisis dan meneliti fenomena sosial, gejala sosial dan masalah-masalah sosial yang terjadi dimasyarakat
6. Hasil-hasil penelitian Sosiologi dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan atau sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan pemerintah dalam pembangunan
7. Hasil-hasil penelitian Sosiologi dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi dimasyarakat.
8. Metode-metode penelitian Sosiologi mempunyai kemampuan yang baik dalam memprediksi dan menginterpretasikan data yang menyangkut hubungan sebab akibat dalam aspek-aspek kehidupan manusia
DAFTAR PUSTAKA
- http://muda.kompasiana.com/2011/01/12/sosiologi-latar-belakang-ruang-lingkup-dan-kegunaan-bagi-ilmu-hi/ (Tanggal Akses : 28 Mei 2011)
- http://elfitra.multiply.com/journal/item/16 (Tanggal Akses : 28 Mei 2011)
- http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2139752-ruang-lingkup-kajian-sosiologi/#ixzz1NbF18Cqd (Tanggal Akses : 28 Mei 2011)
- http://nilaieka.blogspot.com/2010/08/sosiologi-sebagai-ilmu.html (Tanggal Akses : 28 Mei 2011)
- http://sosiologismadapareschool.blogspot.com/2009/01/manfaat-mempelajari-sosiologi.html (Tanggal Akses : 28 Mei 2011)
- http://pengantar-sosiologi.blogspot.com/2009/04/bab-4-metode-sosiologi.html (Tanggal Akses : 28 Mei 2011)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda di bawah ini. No Spam ! No Sara !