1.
Prasangka dan diskriminasi seperti apa yang paling
kuat ada di dalam lingkungan sosialmu ? Mengapa hal tersebut bisa berkembang ?
Jawaban :
a. Di Kampus
Prasangka dan diskriminasi yang paling menonjol di
kampus saya yaitu adanya perbedaan kekayaan yang dimiliki mahasiswa.
Prasangka : Mahasiswa yang kaya lebih cenderung
berpenampilan glamor dan biasanya lebih boros, sedangkan mahasiswa yang miskin
(kurang mampu) berpenampilan sederhana dan biasanya rajin.
Diskriminasi : Terjadinya pilah-pilih dalam berteman
sehingga membentuk suatu grup/ kelompok/geng tersendiri.
Hal tersebut bisa berkembang dikarenakan adanya
didikan dari orang tua mahasiswa tersebut seperti gaya hidup yang serba glamor
dan pengaruh lingkungan disekitarnya seperti tetangga yang individualis dan
memiliki kekayaan yang lebih.
b. Di lingkungan
rumah
Prasangka dan diskriminasi yang paling menonjol di lingkungan
rumah saya yaitu adanya perbedaan kekayaan yang dimiliki tetangga.
Prasangka : “Kekayaan yang dimiliki tetangga itu
diperoleh dari hal-hal yang negatif seperti korupsi, menang dalam perjudian,
hasil persugihan,dll.”
Diskriminasi : “Menjadi bahan omongan atau gosip
dalam lingkungan masyarakat sekitarnya.”
Hal tersebut bisa berkembang dikarenakan adanya
ketidaktahuan masyarakat dan sifat iri/dengki yang dimiliki oleh setiap manusia
yang dibawa sejak lahir.
2.
Bentuk prasangka dan diskriminasi gender seperti apa
yang sering ditemui dilingkungan sosialmu ?
Jawaban :
a.
Stereotip.
Selama
ini perbedaan derajat antara laki laki dan perempuan sering menjadikan
seseorang melakukan tindakan diskriminasi. Dalam
pandangan stereotip masyarakat, wanita
dianggap makhluk yang lemah dan hanya boleh mengerjakan pekerjaan rumah seperti
memasak, merawat anak, membersihkan rumah dan pekerjaan sederhana lainnya.
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya
ketidakadilan gender.
b. Seksisme.
Nampaknya prasangka dan diskriminasi
yang paling banyak terjadi adalah pembedaan antara pria-wanita. Hal ini mungkin
berkaitan dengan banyaknya penderitaan yang dialami wanita sepanjang sejarah
sebagai korban seksisme. Dibeberapa tempat, sering terjadi praktik seleksi
jenis kelamin dengan mengutamakan kaum pria. Hal ini banyak terjadi di
negara-negara Asia.
Adanya prasangka berkaitan dengan
stereotip tentang seks yang ada. Penilitian tentang stereotip jenis kelamin
menunjukkan bahwa laki-laki maupun perempuan memiliki keyakinan bahwa laki-laki
lebih kompeten dan mandiri, sedangkan wanita itu hangat atau ramah tapi tidak
kompeten. Dalam dunia kerja, terjadi praktik prasangka dan diskriminasi yang
dikenal dengan istilah glass celling effect, yaitu adanya batas yang menghambat
seseorang wanita untuk mengembangkan kariernya dengan leluasa seperti rekan
prianya.
c. Subordinasi
Suatu anggapan yang memandang bahwa perempuan itu irasional,
emosional, maka ia tidak bisa memimpin dan oleh karena itu harus
ditempatkan pada posisi yang tidak penting. Contoh praktik subordinasi:
Dulu di Jawa ada anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi,
toh nantinya perempuan akan ke dapur (bagian belakang). Kondisi lain adalah
pemerintah pernah memiliki peraturan bahwa suami akan pergi belajar (jauh dari
keluarga) dia bisa mengambil keputusan sendiri. Sebaliknya bagi istri yang
hendak tugas belajar ke luar negeri harus seizin suami. Di rumah tangga masih
sering kita dengar jika keuangan mereka sangat terbatas, dan mereka harus
mengambil keputusan untuk menyekolahkan anak-anak mereka, maka anak laki-laki
mendapatkan prioritas utama. Praktik itulah yang sesungguhnya berangkat dari
suatu kesadaran yang tidak adil.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda di bawah ini. No Spam ! No Sara !