Saturday, December 22, 2012

Prasangka dan Diskriminasi



1.        Prasangka dan diskriminasi seperti apa yang paling kuat ada di dalam lingkungan sosialmu ? Mengapa hal tersebut bisa berkembang ?
Jawaban :
a. Di Kampus
Prasangka dan diskriminasi yang paling menonjol di kampus saya yaitu adanya perbedaan kekayaan yang dimiliki mahasiswa.
Prasangka : Mahasiswa yang kaya lebih cenderung berpenampilan glamor dan biasanya lebih boros, sedangkan mahasiswa yang miskin (kurang mampu) berpenampilan sederhana dan biasanya rajin.
Diskriminasi : Terjadinya pilah-pilih dalam berteman sehingga membentuk suatu grup/ kelompok/geng tersendiri.
Hal tersebut bisa berkembang dikarenakan adanya didikan dari orang tua mahasiswa tersebut seperti gaya hidup yang serba glamor dan pengaruh lingkungan disekitarnya seperti tetangga yang individualis dan memiliki kekayaan yang lebih.

b. Di lingkungan rumah
Prasangka dan diskriminasi yang paling menonjol di lingkungan rumah saya yaitu adanya perbedaan kekayaan yang dimiliki tetangga.
Prasangka : “Kekayaan yang dimiliki tetangga itu diperoleh dari hal-hal yang negatif seperti korupsi, menang dalam perjudian, hasil persugihan,dll.”
Diskriminasi : “Menjadi bahan omongan atau gosip dalam lingkungan masyarakat sekitarnya.”
Hal tersebut bisa berkembang dikarenakan adanya ketidaktahuan masyarakat dan sifat iri/dengki yang dimiliki oleh setiap manusia yang dibawa sejak lahir.

2.        Bentuk prasangka dan diskriminasi gender seperti apa yang sering ditemui dilingkungan sosialmu ?
Jawaban :
a.    Stereotip.
Selama ini perbedaan derajat antara laki laki dan perempuan sering menjadikan seseorang melakukan tindakan diskriminasi. Dalam pandangan stereotip masyarakat, wanita dianggap makhluk yang lemah dan hanya boleh mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, merawat anak, membersihkan rumah dan pekerjaan sederhana lainnya. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya ketidakadilan gender.
b.    Seksisme.
Nampaknya prasangka dan diskriminasi yang paling banyak terjadi adalah pembedaan antara pria-wanita. Hal ini mungkin berkaitan dengan banyaknya penderitaan yang dialami wanita sepanjang sejarah sebagai korban seksisme. Dibeberapa tempat, sering terjadi praktik seleksi jenis kelamin dengan mengutamakan kaum pria. Hal ini banyak terjadi di negara-negara Asia.
Adanya prasangka berkaitan dengan stereotip tentang seks yang ada. Penilitian tentang stereotip jenis kelamin menunjukkan bahwa laki-laki maupun perempuan memiliki keyakinan bahwa laki-laki lebih kompeten dan mandiri, sedangkan wanita itu hangat atau ramah tapi tidak kompeten. Dalam dunia kerja, terjadi praktik prasangka dan diskriminasi yang dikenal dengan istilah glass celling effect, yaitu adanya batas yang menghambat seseorang wanita untuk mengembangkan kariernya dengan leluasa seperti rekan prianya.

c.    Subordinasi
Suatu anggapan yang memandang bahwa perempuan itu irasional, emosional, maka ia tidak bisa memimpin dan oleh karena itu harus ditempatkan  pada posisi yang tidak penting. Contoh praktik subordinasi: Dulu di Jawa ada anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh nantinya perempuan akan ke dapur (bagian belakang). Kondisi lain adalah pemerintah pernah memiliki peraturan bahwa suami akan pergi belajar (jauh dari keluarga) dia bisa mengambil keputusan sendiri. Sebaliknya bagi istri yang hendak tugas belajar ke luar negeri harus seizin suami. Di rumah tangga masih sering kita dengar jika keuangan mereka sangat terbatas, dan mereka harus mengambil keputusan untuk menyekolahkan anak-anak mereka, maka anak laki-laki mendapatkan prioritas utama. Praktik itulah yang sesungguhnya berangkat dari suatu kesadaran yang tidak adil.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda di bawah ini. No Spam ! No Sara !